Laman

Minggu, 09 Desember 2012

MAKAN NASI GROMBYANG KHAS KOTA PEMALANG


Makan malam dengan Nasi Grombyang khas Kota Pemalang, Nasi Grombyang tidak jauh berbeda dengan soto, yang membedakan rasa kuahnya sedikit manis dan tetelan kulit dipadukan dengan sate daging sapi bumbu satenya hampir sama dengan bumbu semur daging pada umumnya.

Yang tak kalah menarik suasana tempat makan seperti kembali ke zaman dulu, karena Lampu gantung yang menjadi suasana zaman dulu. Tempatnya berada di Jl. Marta Dinata, berdekatan dengan Alun-alun Pemalang. Harga satu porsi relatif cukup murah, dengan Rp.25.000 dapat menikmati satu mangkuk Nasi Gombyong, lima tusuk Sate Daging Sapi, dan satu gelas Es Teh Manis. Minggu (09/12/12)

Setelah menikmati wisata kuliner saya bersama Prahara Prabu Angling Darma, Gol A Gong, Hilman Sutedja, dan Muhzen Den mampir dan menikmati suasana Alun-alun Kota Pemalang. Seperti biasa Foto-foto tak ketinggalan untuk dokumentasi perjalanan. (BMB)

Sabtu, 08 Desember 2012

SUASANA ALUN-ALUN BREBES BERBEDA

Alun-alun Brebes-Jateng
Alun-alun Brebes-Jateng
Pada umumnya setiap alun-alun banyak pengamen tapi di alun-alun brebes banyak pengemis, 2 jam kami di alun-alun brebes 8 pengemis menghampiri kami, Pukul 20.00 WIB sebelum kami mencari tempat untuk bersantai dan makan kami menyempatkan berpoto-poto terlebih dahulu bersama mas Gol A Gong, Prahara Prabu Angling Darma, Hilman, Muhzen Den di depan menara bawang. Sabtu, (08/12/12).
Setelah itu kami memesan makanan sambil berbincang-bincang dengan mas Gol A Gong diatas tikar, seusai makan di depan Pendopo Bupati Brebes ada sekelompok anak muda (ABG) sedang melakukan aktrasi atau pertunjukan Break Dance. kami pun menyempatkan diri untuk melihatnya.
Sekitar 15 Menit, Ada yang menyambangi mas Gol A Gong, salah seorang penggerak Literasi Brebes bersama istrinya. Lalu kamipun mencari tempat kembali untuk berbincang-bincang sambil menikmati Teh Gula Batu yang hangat dengan cuaca agak sedikit dingin. Pukul. 22.30 WIB kami bergegas untuk beristirahat dan akan melanjutkan perjalan esok hari ke Kota Pemalang. (BMB)
 
 

Minggu, 02 Desember 2012

BARANGBANG BEBENAH

Rangkasbitung (Minggu/02-12-12) - Diawali dari keinginan saling membantu diantara lembaga-lembaga pendidikan khususnya yang ada di Komplek Pendidikan dengan warga setempat. Akhirnya terjadilah rembukan antara warga Komdik dengan beberapa relawan/aktivis dari kampus, taman bacaan dengan berujung pada dilaksnakannya aksi sosial membersihkan sampah sepanjang aliran kali Cibarangbang, penanaman pohon dan sembako pohon. Ide ini digagas oleh Abah Enung (Ketua RW 13) Kel. MCT, DC Aryadi, Kibow dan beberapa relawan TBM. "kegiatan ini akan terus berlangsung satu minggu sekali di hari minggu, agar warga RW 13 khusunya bisa menumbuhkan kembali sifat gotong royong dan meningkatkan rasa kekeluargaan. Selain itu juga kami akan melakukan pameran Tekhnologi Tepat Guna, Sarasehan bekerjasama dengan beberapa lembaga pendidikan di lingkungan Komdik" ujarnya.

Hal senada disampaikan DC Aryadi "disaat para pejabat di kabupaten Lebak sedang merayakan pesta yang mungkin menghabiskan anggaran puluhan bahkan ratusan juta rupiah dalam HUT Kabupaten Lebak ke 184, kami justru melakukan aksi seperti ini. Terlihat hina sih mungkin, tapi mudah-mudahan bisa lebih bermanfaat." Dalam aksi sosial tersebut melibatkan banyak pihak diantaranya Warga RW 13, TBM Kedai Proses, MENWA STKIP Setia Budhi Rangkasbitung, Siswa SMK Setia Budhi dan bebrapa organisasi yang lainnya. Pembersihan  kali cibarangbang dimulai dari Kp. Barangbang dan berakhir di Babakan Anyar dengan bacakan sebagai agenda penutupnya.

Jumat, 30 November 2012

DRAMAKALA FEST DATANG LAGI

Rangkasbitung - Kreatifitas yang memicu, tanpa ini rasanya tidak kunjung muncul produksi dan produktifitas. Pentas dan pementasan selalu saja memuara yang satu ini. Kreatifitas atau daya cipta pula yang menggulirkan Dramakala Fest, festival drama pendek dan monolog pendek lahir dan mengayakan kreatifitas teater, setidaknya di Jakarta. Inilah rasanya ibarat pepatah pucuk dicinta ulam pun tiba.



Ferstival Dramakala Fest yang dilaksanakan di London School Public Relations- Jakarta, DC Aryadi selaku sutradara Teater Gates STKIP Setia Budhi Rangkasbitung "Dramakala Fest yang diadakan tahun kemarin sangat menarik sekali, karena kebanyakan yang berkesempatan untuk mengikutu ajang Dramakala Fest adalah mereka yang telah mempuni dan berpengalaman dalam dunia pertunjukan sehingga komunitas teater yang belum banyak pengalaman dalam dunia seni peran seolah-olah mendapat inspirasi baru dengan bergabung pada ajang Dramakala Fest dengan grup-grup yang telah berpengalaman lainnya. diantaranya TSI (Teater Studio Indonesia) yang di jendrali oleh Nandang Aradea, Teater Pohon, dan Teater lainnya".(02/12/12)

Dramakala Fest sealain ajang unjuk gigi, adalah ajang silaturahmi dan saling tukar informasi seni yang ada. untuk Drama Pendek Teater GATES tahun ini sudah mempersiapkan sebuah bentuk pementasan yang berangkat dari budaya tradisi Kabupaten Lebak, dengan lakon "KIBOW" adalah seorang lelaki yang lahir dari lingkungan peodal (hidup sebagai baduy) orang yang hidup pada garis tradisi yang ketat dengan hukum adat yang mendukung.



Ia selalu merasa bahwa ada tubuh yang lain yang berada dalam tubuhnya yang berjumlah lima. Tapi ke empat tubuh yang ada dalam tubuhnya itu selalu dipersalahkan adat, karena dianggap telah mengajarkan kibow hal-hal yang buruk bagi adat, ia melakukan pemberontakan yang tak lazim, huruf-huruf abjad dianggap tak mampu berbuat, ia harus disidang. Disidang oleh tubuhnya yang ke lima.
 

ANTARA TRADISI DAN MODERN

Kesenian Tradisional tidak kalah dengan kesenian modern, seperti Gema Teater STKIP Setia Budhi (GATES) Rangkasbitung yang selalu menampilkan kesenian tradisi pada setiap penampilannya baik dalam teater, musik atau pun tari. Dengan sentuhan-sentuhan musik tradisi GATES selalu sukses dalam penampilannya pada setiap pementasan.

Tarian Angklung Buhun, Dogdog Lojor dan Bendrong Lesung

Pada Gebyar Karya Ungulan Perguruan Tinggi yang dilaksanakan di Kota Serang pada tanggal 26 s.d 30 September yang ikuti seluruh perguruan tinggi se Banten, semua perguruan tinggi menampilkan kreativitasnya sesuai dengan kemampuannya. Penampilan GATES berbeda dengan penampilan-penampilan yang biasanya karena dengan suguhan dan kemasan yang berbeda GATES dapat memukau mata penonton pada waktu itu.

Angklung Buhun dan Dogdog Lojor adalah kesenian yang berasal dari Kabupaten Lebak, Kesenian itulah yang dibawakan oleh GATES dalam penampilan kreasinya dengan sentuhan tarian. Yang menjadi pembedanya selain Angklung Buhun, Dogdog Lojor tambahan Bendrong Lesung dengan tabuhan musik gamelan secara langsung di panggung. Selain itu alunan Beluk (sastra lama) membuat merinding bulu kuduk penontong menjadi merinding dengan durasi 20 menit.

Tahun yang lalu GATES mendaptkan juara dua, namun pada tahun ini GATES mendapatkan juara satu untuk Pentas Seni Perguruan Tinggi. Tak kalah pentingnya seni budaya yang selalu dipertahankan oleh GATES merupakan ciri atau identitas dari komunitas ini.





Selasa, 13 November 2012

SEJARAH KESULTANAN BANTEN

Kesultanan Banten

Kesultanan Banten berawal ketika Kesultanan Demak memperluas pengaruhnya ke daerah barat. Pada tahun 1524/1525, Sunan Gunung Jati bersama pasukan Demak merebut pelabuhan Banten dari kerajaan Sunda, dan mendirikan Kesultanan Banten yang berafiliasi ke Demak. Menurut sumber Portugis, sebelumnya Banten merupakan salah satu pelabuhan Kerajaan Sunda selain pelabuhan Pontang, Cigede, Tamgara (Tangerang), Sunda Kalapa dan Cimanuk.

Sejarah

Anak dari Sunan Gunung Jati (Hasanudin) menikah dengan seorang putri dari Sultan Trenggono dan melahirkan dua orang anak. Anak yang pertama bernama Maulana Yusuf. Sedangkan anak kedua menikah dengan anak dari Ratu Kali Nyamat dan menjadi Penguasa Jepara.

Terjadi perebutan kekuasaan setelah Maulana Yusuf wafat (1570). Pangeran Jepara merasa berkuasa atas Kerajaan Banten daripada anak Maulana Yusuf yang bernama Maulana Muhammad karena Maulana Muhammad masih terlalu muda. Akhirnya Kerajaan Jepara menyerang Kerajaan Banten. Perang ini dimenangkan oleh Kerajaan Banten karena dibantu oleh para ulama.

Puncak kejayaan

Kerajaan Banten mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Abu Fatah Abdulfatah atau lebih dikenal dengan nama Sultan Ageng Tirtayasa. Saat itu Pelabuhan Banten telah menjadi pelabuhan internasional sehingga perekonomian Banten maju pesat. Wilayah kekuasaannya meliputi sisa kerajaan Sunda yang tidak direbut kesultanan Mataram dan serta wilayah yang sekarang menjadi provinsi Lampung. Piagam Bojong menunjukkan bahwa tahun 1500 hingga 1800 Masehi Lampung dikuasai oleh kesultanan Banten.

Masa kekuasaan Sultan Haji

Pada jaman pemerintahan Sultan Haji, tepatnya pada 12 Maret 1682, wilayah Lampung diserahkan kepada VOC. seperti tertera dalam surat Sultan Haji kepada Mayor Issac de Saint Martin, Admiral kapal VOC di Batavia yang sedang berlabuh di Banten. Surat itu kemudian dikuatkan dengan surat perjanjian tanggal 22 Agustus 1682 yang membuat VOC memperoleh hak monopoli perdagangan lada di Lampung.

Penghapusan kesultanan


Kesultanan Banten dihapuskan tahun 1813 oleh pemerintah kolonial Inggris. Pada tahun itu, Sultan Muhamad Syafiuddin dilucuti dan dipaksa turun takhta oleh Thomas Stamford Raffles. Tragedi ini menjadi klimaks dari penghancuran Surasowan oleh Gubernur-Jenderal Belanda, Herman William Daendels tahun 1808.

Sultan Ageng Tirtayasa

Sultan Ageng Tirtayasa (Banten, 1631 - 1692) adalah putra Sultan Abu al-Ma'ali Ahmad yang menjadi Sultan Banten periode 1640-1650. Ketika kecil, ia bergelar Pangeran Surya. Ketika ayahnya wafat, ia diangkat menjadi Sultan Muda yang bergelar Pangeran Ratu atau Pangeran Dipati. Setelah kakeknya meninggal dunia, ia diangkat sebagai sultan dengan gelar Sultan Abdul Fathi Abdul Fattah. Nama Sultan Ageng Tirtayasa berasal ketika ia mendirikan keraton baru di dusun Tirtayasa (terletak di Kabupaten Serang). Ia dimakamkan di Mesjid Banten.

Riwayat Perjuangan

Sultan Ageng Tirtayasa berkuasa di Kesultanan Banten pada periode 1651 - 1682. Ia memimpin banyak perlawanan terhadap Belanda. Masa itu, VOC menerapkan perjanjian monopoli perdagangan yang merugikan Kesultanan Banten. Kemudian Tirtayasa menolak perjanjian ini dan menjadikan Banten sebagai pelabuhan terbuka.

Saat itu, Sultan Ageng Tirtayasa ingin mewujudkan Banten sebagai kerajaan Islam terbesar. Di bidang ekonomi, Tirtayasa berusaha meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan membuka sawah-sawah baru dan mengembangkan irigasi. Di bidang keagamaan, ia mengangkat Syekh Yusuf sebagai mufti kerajaan dan penasehat sultan.

Ketika terjadi sengketa antara kedua putranya, Sultan Haji dan Pangeran Purbaya, Belanda ikut campur dengan bersekutu dengan Sultan Haji untuk menyingkirkan Sultan Ageng Tirtayasa. Saat Tirtayasa mengepung pasukan Sultan Haji di Sorosowan (Banten), Belanda membantu Sultan Haji dengan mengirim pasukan yang dipimpin oleh Kapten Tack dan de Saint Martin.


Daftar pemimpin Kesultanan Banten
  • Sunan Gunung Jati
  • Sultan Maulana Hasanudin 1552 - 1570
  • Maulana Yusuf 1570 - 1580
  • Maulana Muhammad 1585 - 1590
  • Sultan Abdul Mufahir Mahmud Abdul Kadir 1605 - 1640 (dianugerahi gelar tersebut pada tahun 1048 H (1638) oleh Syarif Zaid, Syarif Makkah saat itu.)
  • Sultan Abu al-Ma'ali Ahmad 1640 - 1650
  • Sultan Ageng Tirtayasa 1651-1680
  • Sultan Abdul Kahar (Sultan Haji) 1683 - 1687
  • Abdul Fadhl / Sultan Yahya (1687-1690)
  • Abul Mahasin Zainul Abidin (1690-1733)
  • Muhammad Syifa Zainul Ar / Sultan Arifin (1750-1752)
  • Muhammad Wasi Zainifin (1733-1750)
  • Syarifuddin Artu Wakilul Alimin (1752-1753)
  • Muhammad Arif Zainul Asyikin (1753-1773)
  • Abul Mafakir Muhammad Aliyuddin (1773-1799)
  • Muhyiddin Zainush Sholihin (1799-1801)
  • Muhammad Ishaq Zainul Muttaqin (1801-1802)
  • Wakil Pangeran Natawijaya (1802-1803)
  • Aliyuddin II (1803-1808)
  • Wakil Pangeran Suramanggala (1808-1809)
  • Muhammad Syafiuddin (1809-1813)
  • Muhammad Rafiuddin (1813-1820)

Selasa, 30 Oktober 2012

CERITA PASIR JENGKOL

Konon menurut cerita Kampung Pasir Jengkol adalah daerah dataran tinggi dibanding kampung-kampung lain yang ada di Desa Pabuaran, dimana di daerah Kampung Pasir Jengkiol terdapat pohon jengkol yang besar di dalam hutan. Karena daerah tersebut adalah hutan yang paling besar di daerah Desa tersebut.

Kampung Pasir Jengkol juga adalah salah satu tempat untuk berlindung ketika musim penghujan datang, karena pada waktu musim penghujan air dari kali Ciujung meluap masyarakat pun mengungsi ke kampung tersebut, sehingga masyarakat bisa lebih aman dan tenang. Selain tempat menggungsi kampung Pasir Jengkol juga adalah salah satu tempat pemakaman umum yang paling besar di antara kampung-kampung yang lain.

Menurut Abah Juned (28/10/2012. Pukul 20.00 WIB) "Dahulu Kampung Pasir Jengkol adalah hutan yang sangat besar dan pepohonan pun besar-besar termasuk pohon jenkol yang besar sehingga dinamakanlah Pasir Jengkol".

Namun kini ciri atau identitas kampung pasir jengkol sudah tidak ada, dikarenakan pembangunan dan perkembangan pemukiman sehingga tanah dan pepohonan yang besar sudah ditebang untuk kebutuhan masyarakat. dan warga pribumi masyarakat kini sudah berangsur-angsur berpindah ke desa lain dikarenakan lahan yang mereka tempati sudah dijual kepada orang lain atau di luar kampung tersebut.

Itulah gambaran singkat tentang sejarah kampung Pasir Jengkol yang ada di Desa Pabuaran, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten. Lebak-Banten.

Senin, 29 Oktober 2012

PANGGAL (GANSING TRADISIONAL)

Panggal atau Gangsing pada umumya adalah jenis permianan yang bisa berputar pada poros dan berkesetimbangan pada suatu titik. Panggal merupakan mainan tertua yang ditemukan di berbagai daerah dan masih bisa dikenali. Selain merupakan mainan anak-anak gangsing juga dimainkan oleh orang dewasa untuk suatu hiburan.

Sebagian besar Panggal (Gangsing) terbuat dari kayu yang diukir dan dibentuk hingga menjadi bagian badan gangsing namun seiringnya zaman sekarang sering dibuat dari bahan plastik atau bahan-bahan lain, tali panggal terbuat dari nilon sedangkan panggal (gangsing tradisonal) terbuat dari kulit pohon yang dianyam menjadi tali. Panjang tali panggal berbeda-beda sesuai dengan panjang lengan yang memainkannya.

Dari segi bentuk berbeda-beda sesuai dengan keingin atau selera masing-masing ada yang berbentuk bulat lonjong, berbentuk kerucut, dan berbentu seperti jantung. jenis panggal juga berbeda-beda ada panggal adu bunyi, adu putar, dan adu pukul. Memainkannya pun tidaklah sulit yang penting memainkannya tidak ragu-ragu saat  melemparkannya ke tanah.

Panggal adu pukul biasanya diselipkan paku didalamnya sehingga dalam aduan siapa yang pecah ketika permainan  berlangsung dialah yang kalah, sedangkan panggal adu putar yang diadukan ialah ketahan berputar dalam arena permainan. dalam permainan panggal biasanya peserta terdiri dari beberapa orang yang memainkan ada juga yang berkelompok sesuai kesepakatan.




Seiring berkembangnya waktu atau zaman permainan gangsing tradisional kini sudah mulai musnah karena kurangnya pelestarian permainan tradisional dan masuknya kultur atau kebudayaan asing. Perkembangan zaman sudah masuk kedalam kebudayaan daerah kita sehingga penerus generasi bangsa jarang mengetahui permainan tradisional dan hanya mengenal namanya saja, mungkin juga tidak mengetahui sama sekali permainan ini.

LANGKAH KAKI KU BERPIJAK

Dengan waktu yang sikat tadi siang saya menginjakan kaki ke Kanekes (BADUY) Bersama pak Firman Venayaksa dan DC Aryadi, niat kami kesana untuk melakukan pemotretan untuk menambah-nambah koleksi Foto pak @Firman Venayaksa.
pas datang ke terminal Ciboleger kami tertahan oleh hujan, perjalan kami tunda dengan makan siang sambil menunggu hujan reda. setelah hujan reda kami pun melakukan perjalan kembali untuk mencari tempat yang cocok untuk di potret.... tidak lama kami pun di guyur hujan lagi... terpaksa kami mencari tempat untuk berteduh dan sambil ngopi di tempat warga. anak kecil terlihat asik hujan-hujanan dengan memainkan kinciran yang terbuat dari bambu.

setelah hujan agak reda kami pun beranjak untuk pulang karena waktu sudah mau memasuki magrib, kami pun menyempat diri kerumah pak Asep (suami bidan ros) salah satu tokoh masyarak Ciboleger. Selang beberapa menit pada saat kami sedang berbincang dengan pak Asep datanglah Jaro Sami (Jaro Tangtu Baduy) aku pun merasa tak percaya dengan kedatangan beliau dengan bau yang sangat Khas tercium.

Kami pun berbincang-bincang sambil menikmati suguhan kopi dan rangginang, tapi Jaro Sami tidak mengeluarkan satu kata pun pada saat itu, hanya senyuman yang kami dapat, mungkin beliau enggan untuk berbicara. pak firman venayaksa mengawali perbincangan dengan Jaro Sami mengenai perkembangan Kabupaten Lebak Jaro sami hanya mengeluarkan Kalimat Seperti ini "anu karasa kukamimah kamjuan menngkat, kamahmuran meningkat, anu katempo Barata tadina euweuh kuwari aya, kamampuan Kabupaten Lebak luar biasa" Kalimat yang singkat tapi bermakna dalam yang diucapkannya, Minggu, 21/10/12 pukul:18.45 WIB di kediaman pak Asep Ciboleger.

Senin, 22 Oktober 2012

JAMPE-JAMPE (SASTRA LAMA)



Jampe Panas

Bismilahiromanirohim
Tiis batan cau kole di ala ku odeng odeng
Ceup tiis
(Dibaca 3X)


Nyarang Hujan

Bismilahiromanirohim
Nini raspati jaya ning angin
Embah buyut jaya ning kusumah,,,
(Bari nahan nafas 7X)

Jampe Nguseup

Nini beutekuk hulu
Aki betekuk hulu
Nu mondok di gowok cadas
Sor blenong
(Dibaca 3x)
Kirim aing cacing kuning
Tali na rantay emas
Jol aing jol sia
Ah lauk
(Dibaca 3x)

Jampe Arateul Alatan Tangkal Anu Merang

Bismilahirohmanirohim
Hantu daun baruang tangkal
Di ala ku sang kuda putih
Hurip
Waras

Singlar Lamun Arek Sare

Dug sira gumulung nyanghulu ka sagara, nunjang ka balangbangan, nyagigir ka lingga manik, nangkarak ngalingga tarang, nangkuban turut bayuan, ulah katindih ku jangji, ulah katinggang subaya, istan palias.

Singlar Anu Jail Kaniaya

Tutup gedong kancing wesi
Dipager ku Sang Rumuhun
Ku Ratu anu ngajajar
Nay Ratu anu ngajejer
Anu ngajajar dina karang
Anu ngajejer dina lawang
Manusa tinggal ngadeg


Jampe Nyeri Beuteung

Sanjati tli ari2
Peujit pabeulit puseur pacangreud
Dibeungkeut ku tali kincir
Dikeureut ku hinis putih
Tiis dingin tali purna
Hurip waras
Hurip waras
Hurip waras
Waras hurip!


Jampe Nu Gering

Kaula deuk ngabuktikeun nu nulis diri, mukakeun wekasan badan Si…..(sebat ngaran nu gering nyambung ka INDUNG BAPANA)
Asl cai anu putih
Lain cai anu putih
Ngaguruntul geus jadi balung
Ngagerentel geus jadi hate
Ka luhur embun-embunan
Ka handap jadi sari jadi rasa
Adi Sari Mangun Rasa


Asihan

Asihan sabeulit bumi
Asihan salinlang buana

Brag asih da di asih
Nu asih lungguh na biwir
Nu haat lungguh na soca
Roh tuk-truk tuh badan si anu (....)
Mang kawelas, mang ka asih
Raat asih ka badan awaking


Sirep (Jangjawokan)

Sirep hyung sirep maung
Sirep buta reuwah-euwah
Cau hujung tutulisan
Musuh-musuh ulah tunduk
Musuh keyang ulah datangKu ngaliwatna kawula macan anu keur leumpang
Mantak gek lepo siah musuh handapeun aing
Bayu lingis, bayu rempeuh
Bayu rangkupak-rangkopek
Leuleus siah musuh handapeun aing


Asihan Mandi

Bismillah, syahadat ka kanjeng Rasul
Cur nyuhcur, cahayaning
RosulGumilang cahayaning
Muhammad
Herang caina ti kodrat
Allahu, yaa Alllahu (3 kali)
Cuuur, Cuuur, Cuuur 


Jangjawokan

Deungdeuleu sima deuleu
Deungdeuleu malik katineung
Nenjo aing sia ceurik
Ceurik sia inget ka aing
Nya aing nu boga asihan neuleu